Transformasi tersebut akan mengubah struktur ekonomi Indonesia dari yang didasarkan pada komoditas dengan nilai tambah rendah menjadi berbasis pada industri dengan nilai tambah tinggi yang didukung oleh teknologi dan inovasi, sehingga menjadi lebih produktif, efisien, dan memiliki daya saing yang tinggi.
Indonesia telah terjebak dalam perangkap negara berpendapatan menengah selama 30 tahun, dan diperlukan peningkatan produktivitas untuk keluar dari situasi tersebut.
“Teknologi digital dan implementasinya dengan tepat memiliki potensi sebagai penggerak ekonomi. Namun, keberlanjutan juga menjadi hal yang penting dalam transformasi digital ini,” tutup Suhono.
Baca Juga:Peringatan! Larangan Mengemudi Tesla Sambil Menggunakan Headset Vision ProVolt Typhoon Hacker China yang Ngumpet di AS Selama 5 Tahun
Diskusi ini melibatkan enam Guru Besar STEI dan Profesor Bambang Brojo sebagai Ketua Dewan Guru Besar FEB UI. Adapun pembicara dan topik materi yang dibahas adalah sebagai berikut:
- Prof. Bambang Brodjonegoro – Teknologi Digital sebagai Penggerak Pertumbuhan Ekonomi dan Keberlanjutan Indonesia
- Prof. Trio Adiono – Membangun Industri Semikonduktor
- Prof. Andriyan Bayu Sukmono – Teknologi Kuantum 2.0
- Prof. Suhono Harso Supangkat – Digitalisasi dan Pencerdasan Indonesia
- Prof. Kridanto Surendro – Keberlanjutan Pembangunan Teknologi Informasi
- Prof. Emir M. Husni – Program Pembangunan Satelit ITB
- Prof. Bambang Riyanto – Industrialisasi Kecerdasan Buatan.
Hasil dari diskusi Senat STEI ini akan dirangkum menjadi rekomendasi yang lebih detail melalui kebijakan singkat yang sesuai dengan bidang keilmuan dan kebutuhan Indonesia saat ini maupun di masa mendatang.