Struktur organisasi yang birokratis dan kurangnya kepemimpinan yang visioner tampaknya telah menghambat respons cepat terhadap perubahan pasar yang cepat.
Meskipun Nokia menyadari arah perubahan industri, kesulitan untuk beradaptasi dan mengimplementasikan perubahan tersebut membuktikan betapa sulitnya mempertahankan dominasi dalam dunia yang terus berkembang.
Pilihan CEO yang kurang sesuai dengan kebutuhan industri yang dinamis dan keputusan strategis, seperti penggunaan Windows Phone, menunjukkan betapa pentingnya pengambilan keputusan yang tepat dalam menghadapi persaingan sengit.
Baca Juga:Xiaomi Redmi K70E Meluncur dengan Keunggulan Chip MediaTek dan Inovasi Layar, Kamera, dan Pengisian Daya!Cara Baru Buat Ningkatin Keamanan Chat WhatsApp Pake Kode Rahasia
Meskipun keputusan tersebut mendapat dukungan filosofis secara umum, masalah eksekusi, seperti absennya produk yang siap dijual dan keterikatan eksklusif dengan Windows, meruncingkan kesulitan perusahaan.
Reaksi masyarakat Finlandia yang sangat emosional terhadap penjualan divisi ponsel ke Microsoft mencerminkan kedalaman ikatan antara Nokia dan identitas nasional mereka.
Kehilangan perusahaan tersebut dianggap sebagai kehilangan bagi banggaan nasional, dan kekecewaan terhadap manajemen, khususnya Stephen Elop, mencerminkan kerinduan akan masa kejayaan yang telah hilang.
Keseluruhan, kebangkrutan Nokia menunjukkan bahwa bahkan perusahaan paling kuat dan inovatif sekalipun dapat runtuh jika tidak mampu beradaptasi dengan perubahan yang terus menerus terjadi di pasar global.