Realita Kita – Runtuhnya Nokia di pasar ponsel, meskipun sebelumnya merupakan kekuatan dominan, adalah narasi yang masih menghantui dunia teknologi.
David J Cord, seorang jurnalis senior di Finlandia dan penulis buku The Decline and Fall of Nokia, telah mengamati dekat kejatuhan perusahaan asal negaranya.
Dalam sebuah wawancara dengan Neowin yang dikutip oleh Realita Kita, Cord membongkar beberapa aspek menarik tentang kegagalan Nokia.
Baca Juga:Xiaomi Redmi K70E Meluncur dengan Keunggulan Chip MediaTek dan Inovasi Layar, Kamera, dan Pengisian Daya!Cara Baru Buat Ningkatin Keamanan Chat WhatsApp Pake Kode Rahasia
Selama penyusunan bukunya, ia melakukan seratus wawancara dengan eksekutif Nokia, karyawan, dan pengembang aplikasi. Berikut cuplikan kunci dari percakapan tersebut:
Apa yang paling mengejutkan dari sejarah Nokia dalam penelitian Anda?
Kejutan terbesar adalah realisasi bahwa Nokia sebenarnya jarang membuat kesalahan strategis. Mereka memiliki wawasan tentang pergeseran industri ke layar sentuh, kesentosaan ekosistem, dan peranan krusial internet.
Bahkan, mereka mendekati pengembang aplikasi jauh sebelum Apple atau Google.
Namun, meski memiliki wawasan ini, mereka tidak mampu bertindak. Perubahan struktural dan budaya organisasi mereka membuat mereka terperangkap dalam birokrasi dan kurangnya kreativitas. Ini bukan kegagalan visi jauh ke depan, melainkan kegagalan dalam pelaksanaan.
Apakah Stephen Elop merupakan pilihan utama sebagai CEO Nokia saat itu?
Menurut sumber saya, pendiri Sun Microsystems, Scott McNealy, sebenarnya adalah pilihan nomor satu. Meskipun menjadi kandidat impian, ia menolak tawaran tersebut karena tidak ingin menjauh dari keluarga dan teman-temannya di California.
Pilihan kedua jatuh pada Anssi Vanjoki, eksekutif Nokia yang sudah lama berkarir di perusahaan tersebut. Namun, pemegang saham besar menolak promosi orang dalam, sehingga Nokia memilih orang luar, yaitu Stephen Elop, dan hasilnya sudah kita ketahui.
Mengapa Elop memutuskan untuk menggunakan Windows Phone untuk mendukung Nokia?
Meskipun beberapa orang memiliki keberatan filosofis terhadap Microsoft, secara keseluruhan mereka mendukung keputusan ini. Masalah utama yang muncul adalah masalah eksekusi.
Nokia mengumumkan transisi ke Windows tanpa memiliki produk Windows yang siap dijual. Meskipun operator senang melihat Nokia beralih ke Windows untuk meningkatkan persaingan dengan Android dan iOS, mereka tidak bersedia menjual perangkat Symbian yang sudah usang, menunggu produk Windows yang baru.