RealitaKita – Eric Schmidt, yang menjabat sebagai CEO Google dari tahun 2004 hingga 2011 dan kemudian menjadi chairman hingga 2015, baru-baru ini menyampaikan pandangannya mengenai budaya kerja di Google saat ini. Menurutnya, budaya tersebut telah membuat Google tertinggal dari OpenAI, pengembang ChatGPT, dalam hal pengembangan kecerdasan buatan (AI).
Schmidt mengutarakan pandangannya ini saat menjadi dosen tamu di Universitas Stanford, di mana ia menyatakan ketidaksetujuannya terhadap konsep bekerja dari rumah (work from home/WFH). Schmidt tampak sangat menentang kebijakan WFH.
Pandangan ini muncul dalam sebuah video yang diunggah di YouTube, di mana Schmidt diminta pendapatnya mengenai startup seperti OpenAI dan Anthropic, yang dinilai lebih unggul dibandingkan Google dalam pengembangan AI.
Baca Juga:Menyambut Upacara Kemerdekaan di IKN, Telkomsel Hadirkan Sinyal 5GLenovo Melaporkan Lonjakan Pemasukan, Bisnis PC Diprediksi Akan Pulih
“Google memutuskan bahwa keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan (work-life balance) serta kemampuan untuk pulang lebih cepat dan bekerja dari rumah dianggap lebih penting daripada menjadi pemenang. Inilah alasan mengapa startup berhasil, karena karyawan mereka bekerja dengan sangat keras,” ujar Schmidt, seperti dilansir RealitaKita dari The Verge, Jumat (16/8/2024).
Meskipun sudah tidak lagi bekerja di Google, Schmidt menegaskan bahwa bekerja di kantor hanya satu hari dalam seminggu bukanlah metode kerja yang optimal.
“Saya minta maaf harus berbicara secara blak-blakan. Namun, fakta pentingnya adalah jika kalian lulus nanti dan mendirikan perusahaan, kalian tidak boleh membiarkan karyawan bekerja dari rumah dan hanya masuk kantor satu hari dalam seminggu jika ingin bersaing dengan startup lainnya,” tegasnya.
Pandangan Schmidt mengenai WFH ini sejalan dengan sikap eksekutif tinggi di perusahaan lain. Misalnya, CEO JP Morgan, Jamie Dimon, yang juga sangat vokal tentang masalah kerja jarak jauh dan memaksa karyawannya untuk kembali bekerja di kantor.
Namun, pernyataan Schmidt mengenai karyawan yang hanya masuk kantor sekali seminggu tidak sepenuhnya akurat. Menurut laporan yang beredar, sejak 2022 Google telah mewajibkan karyawannya untuk masuk kantor tiga hari setiap minggu.
Lebih lanjut, berdasarkan laporan CNBC pada Juni 2023, Google telah mulai memantau kehadiran karyawannya melalui pemindaian kartu identitas kantor, dan informasi ini telah digunakan sebagai salah satu indikator penilaian kinerja karyawan.