Realita Kita – Taylor Swift, penyanyi terkenal dengan lagu “Blank Space,” kini menjadi perbincangan hangat di dunia maya. Hal ini karena dirinya menjadi korban manipulasi gambar mesum yang dibuat menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau AI.
Gambar-gambar tersebut dengan cepat menyebar luas di berbagai platform media sosial seperti X/Twitter, Instagram, Threads, Reddit, dan lainnya. Foto-foto tersebut menampilkan Taylor Swift dalam pose yang merujuk kepada konten seksual dan telah dilihat oleh puluhan juta orang sebelum dihapus.
Perlu dicatat bahwa teknologi kecerdasan buatan, seperti DeppfakeAI, mampu menciptakan gambar yang terlihat sangat nyata, dan hal ini dapat merusak reputasi seseorang, terutama bagi publik figur seperti Taylor Swift.
Baca Juga:Skandal Deepfake Taylor Swift, Desakan Politisi Amerika untuk Aturan Baru7 Rekomendasi HP Samsung RAM 4GB Harga 1 Jutaan, Pilihan Terbaik Tahun 2024!
X, sebagai platform yang terkenal, telah mengkonfirmasi bahwa mereka telah memblokir pencarian nama Taylor Swift untuk mencegah pengguna mengakses dan menyebarkan gambar tersebut kembali. Joe Benarroch, X Head of Business, menyatakan bahwa tindakan ini bersifat sementara dan diambil dengan penuh kehati-hatian, mengutamakan keamanan dalam penanganan masalah ini.
Ketika mencoba mencari ‘Taylor Swift’ atau ‘Taylor Swift AI’ di X, pengguna akan menemui pesan ‘Something went wrong. Try reloading.’
X juga telah aktif menghapus gambar-gambar tersebut dan mengambil tindakan terhadap akun yang terlibat dalam penyebarannya. Mereka terus memantau situasi untuk memastikan penanganan pelanggaran lebih lanjut dan penghapusan konten yang cepat.
Selain X, Meta juga ikut ambil bagian dalam tindakan serupa terkait dengan gambar-gambar mesum palsu Taylor Swift. Di platform Threads dan Instagram, pengguna tidak lagi dapat menemukan hasil pencarian untuk kata kunci ‘Taylor Swift AI’ atau ‘Taylor Swift.’
Sementara itu, CEO Microsoft, Satya Nadella, menyampaikan keprihatinannya terhadap deepfakes, menyebutnya sebagai ancaman serius. Ia menekankan bahwa perusahaan-perusahaan AI harus bergerak dengan cepat untuk meningkatkan pertahanan terhadap fenomena ini.