Mengejutkan! Nilai Nvidia Anjlok Rp 4.321 Triliun

Saham Nvidia turun
Saham Nvidia mengalami penurunan sebesar 9,5% pada hari Selasa (3/9). (screenshot @wikimedia.com)
0 Komentar

RealitaKita – Saham Nvidia mengalami penurunan sebesar 9,5% pada hari Selasa (3/9), menandai penurunan satu hari terbesar dalam sejarah perusahaan tersebut.

Akibat dari penurunan ini, kapitalisasi pasar Nvidia berkurang sebesar USD 279 miliar atau sekitar Rp 4.321 triliun. Pada hari yang sama, indeks chip PHLX juga mengalami penurunan sebesar 7,75%, yang merupakan penurunan satu hari terbesar sejak tahun 2020.

Penurunan ini menjadi indikasi bahwa para investor mulai kehilangan optimisme terhadap perkembangan kecerdasan buatan (AI) di tengah aksi jual yang meluas, yang disebabkan oleh melemahnya kondisi ekonomi global.

Baca Juga:Apa Itu FB Pro Ini Penjelasannya, Yuk Ganti Profil Facebook Kamu Jadi Sumber PenghasilanIntel Mengupayakan Solusi untuk Mengatasi Krisis Keuangan

Penurunan saham Nvidia ini terjadi sehari setelah perusahaan mengungkapkan proyeksi keuangan kuartalan yang tidak memenuhi ekspektasi para investor, sebagaimana dilaporkan oleh RealitaKita mengutip Reuters, Rabu (4/9/2024).

“Jumlah investasi di sektor teknologi dan semikonduktor selama 12 bulan terakhir sangat besar dan menyebabkan ketidakseimbangan dalam perdagangan,” ujar Todd Sohn dari Strategas Securities.

Selain Nvidia, saham Intel juga mengalami penurunan hampir 9% setelah CEO Pat Gelsinger dan sejumlah eksekutif kunci direncanakan akan mengungkapkan rencana Intel untuk memperbaiki kondisi keuangan mereka kepada dewan direksi.

Saham Nvidia sebenarnya telah meningkat hampir tiga kali lipat sepanjang tahun 2024, seiring dengan melonjaknya bisnis AI. Hal ini disebabkan oleh dominasi chip buatan Nvidia di pasar chip AI berperforma tinggi, sehingga permintaan untuk chip dari keluarga H100 terus mengalir ke Nvidia.

Kapitalisasi pasar Nvidia sempat mencapai USD 3 triliun dan melewati Apple. Namun, Nvidia belum berhasil melampaui Microsoft yang kapitalisasinya saat itu mencapai USD 3,4 triliun.

0 Komentar