9 Pegawai Google Ditangkap Setelah Memprotes Perjanjian dengan Israel

9 Pegawai Google Ditangkap Setelah Memprotes Perjanjian dengan Israel
9 Pegawai Google Ditangkap Setelah Memprotes Perjanjian dengan Israel/foto perusahaan Google via Screenshot/Okezone
0 Komentar

REALITAKITA –  Sembilan anggota karyawan Google telah ditahan setelah mereka melakukan protes dalam bentuk sit-in di kantor Google di New York dan Sunnyvale, California.

Aksi protes tersebut diprakarsai oleh kelompok No Tech for Apartheid sebagai bentuk penolakan terhadap kontrak layanan cloud antara Google dan pemerintah Israel.

Di kantor Sunnyvale, protes tersebut berlangsung di kantor Thomas Kurian, CEO divisi cloud Google, sementara di New York, protes dilakukan di ruang publik di lantai 10 kantor Google.

Baca Juga:Google Mengungkap Secara Terbuka Aplikasi Penipu yang Menyedot Uang dari Pengguna HP Android3 Cara Unduh Reels IG Tanpa Aplikasi Dengan Mudah Serta Gratis

Video yang diunggah oleh WIRED menunjukkan petugas keamanan Google bersama polisi mendekati para karyawan yang melakukan protes.

Dalam video yang diambil di New York, terlihat seorang pria yang diduga merupakan perwakilan manajemen Google menyampaikan pesan bahwa para karyawan yang melakukan protes telah diberi cuti administratif dan diminta untuk meninggalkan gedung dengan damai.

Namun ketika karyawan tersebut menolak untuk pergi, polisi dari Kepolisian New York (NYPD) dihadirkan dan memberikan peringatan terakhir untuk meninggalkan kantor atau akan ditahan karena masuk tanpa izin.

Meskipun diberi kesempatan untuk pergi, karyawan yang melakukan protes tetap bertahan, sehingga polisi akhirnya menahan mereka.

Sebanyak empat karyawan ditahan di New York dan lima karyawan ditahan di Sunnyvale, namun belum jelas apakah mereka hanya ditahan sementara atau sudah didakwa.

Beberapa karyawan yang ditahan di New York termasuk di antaranya adalah Hasan Ibraheem dan Zelda Montes, yang merupakan software engineer di Google.

Penahanan ini merupakan konsekuensi dari aksi protes sit-in yang dilakukan oleh sejumlah karyawan Google sebelumnya, yang dimulai pada Selasa (16/4) untuk menuntut pembatalan kontrak layanan cloud senilai USD 1,2 miliar antara Google dan pemerintah Israel.

Baca Juga:Niat Melakukan Puasa Senin Kamis dalam Berbagai Bahasa serta Keutamaan-Keutamannya5 Pilihan Game untuk Bermain Bareng Pacar dalam Hubungan LDR

Seperti yang dikutip dari detikinet pada Rabu 17 April 2024, kontrak tersebut merupakan bagian dari Project Nimbus yang juga melibatkan perusahaan lain seperti Amazon, dan cakupannya termasuk menyediakan layanan langsung kepada Israel Defense Force.

Project Nimbus telah menjadi sasaran protes dari karyawan Google dan Amazon selama beberapa tahun terakhir.

Kelompok No Tech for Apartheid, yang didirikan oleh karyawan teknologi Muslim dan Yahudi pada tahun 2021 setelah rincian kontrak tersebut diungkap ke publik, telah menjadi penggerak utama di balik protes tersebut.

0 Komentar