Realita Kita – Kabar mengenai kemungkinan penggabungan antara XL Axiata dan Smartfren semakin santer terdengar. Menyikapi rumor tersebut, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) menyambut baik kemungkinan tersebut, percaya bahwa hal itu akan memperkuat kesehatan industri.
Muhammad Danny Buldansyah, Direktur & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison, berpendapat bahwa memiliki empat operator masih terlalu banyak. Menurutnya, sebaiknya hanya ada tiga operator.
“Konsolidasi dalam industri ini masih diperlukan, dan melihat dari komentar Menteri Komunikasi dan Informatika, tampaknya Menteri sangat mendukung hal tersebut. Menurut pendapat saya, IOH sangat mendukung upaya untuk meningkatkan industri,” katanya saat berbicara dalam acara pertemuan Indosat di Jakarta pada hari Rabu (3/4/2024).
“Lebih awal lebih baik,” katanya berharap.
Baca Juga:Daftar iPhone yang Akan dan Tidak Akan Dapatkan Update ke iOS 18Infinix Berencana Luncurkan Android TV 43 Inci dengan Harga Mulai dari Rp 2 Jutaan
Danny menjelaskan bahwa persaingan dalam industri telekomunikasi sangat ketat. Jika satu operator memulai perang harga, yang lain akan terprovokasi dan ikut serta.
Meskipun situasinya sekarang lebih baik daripada 3-4 tahun yang lalu, penggabungan operator masih diperlukan. Kegagalan untuk melakukannya sekarang akan membuat masa depan industri sulit.
“Operator telekomunikasi membutuhkan skala. Kita tahu bahwa skala Indonesia dibagi menjadi 4. Dibandingkan dengan pembagian menjadi tiga, pembagian menjadi tiga jauh lebih sehat,” kata Danny.
Dengan jumlah operator seluler yang lebih sedikit, alokasi spektrum akan lebih adil dan mudah. Dengan adanya penyeimbangan dalam alokasi spektrum, implementasi 5G di Indonesia akan meningkat secara signifikan.
“Jika hanya ada tiga, skala per operator akan lebih besar. Oleh karena itu, akan lebih bermanfaat dan mudah untuk ekspansi karena pada akhirnya, investasi diperlukan untuk ekspansi 5G,” jelas Danny.
Meskipun demikian, apakah penggabungan antara XL Axiata dan Smartfren terjadi atau tidak, perkembangan 5G adalah keniscayaan bagi operator. Namun, realisasinya bergantung pada kesiapan beberapa aspek, mulai dari perangkat, aplikasi, hingga utilitas.
“Kita tidak boleh meluncurkan 5G dalam jumlah yang sedikit, karena pada akhirnya akan mengalami kerugian,” tutup Danny.