PURWAKARTA-Komunitas Pembawa Acara Purwakarta (KPAP) memiliki tradisi setiap Bulan Suci Ramadan.
Tradisi yang menjadi agenda rutin tahunan ini berupa kegiatan sosial menyantuni anak yatim piatu yang dilanjutkan dengan buka puasa bersama.
Yang menarik, pada Ramadan 1445 H ini, tradisi berbagi tersebut juga dirangkaikan dengan kegiatan Seminar dan Simulasi Tata Cara Pernikahan Adat Sunda.
Baca Juga:UPDATE Harga Mobil HR-V Terbaru 2024, Mobil Kesukaan Wanita KarierRaih Impian, Berikut 10 Loker Freelance Online di Rumah 2024 Terbaik
Adapun rangkaian kegiatan digelar di Joglo Belawan Purwakarta, belum lama ini.
Ketua Umum KPAP Mochammad Iyan Sopyana, S.Pd., CPS., CMT., mengatakan, sejatinya tradisi Ramadan yang dilaksanakan KPAP bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi dan kekeluargaan antaranggota KPAP.
“Saya sangat mengapresiasi seluruh anggota KPAP yang dengan suka rela menyisihkan sebagian hartanya untuk menyantuni anak yatim. In Sha Allah, mendatangkan keberkahan, terlebih di bulan penuh berkah ini,” kata Iyan kepada wartawan, Kamis (28/3).
Iyan, panggilan akrabnya, mengatakan, pihaknya mengundang sebanyak 25 anak-anak yatim piatu dari Yayasan Uswatun Hasanah.
“Mereka kami ajak buka puasa bersama dan diberikan santunan sebagai bentuk rasa cinta kasih dan kepedulian seluruh anggota KPAP,” ujarnya.
Adapun, Seminar dan Simulasi Tata Cara Pernikahan Adat Sunda, kata Iyan, merupakan seminar dan simulasi pertama dan satu-satunya yang berhasil dilaksanakan komunitas pembawa acara, khususnya di Kabupaten Purwakarta.
“Seminar ini menghadirkan Teh Iis Pitaloka yang merupakan MC profesional yang juga praktisi adat budaya Sunda. Seminar ini diikuti 80 peserta yang berasal dari Purwakarta, Karawang, Subang, Bekasi, Bandung, Garut dan Jakarta,” ujarnya.
Baca Juga:Jelajahi Dunia Fantasi, Dengan 7 Game RPG Android Terbaik Offline 2024PN Purwakarta Bikin Romantis, Santuni Anak Yatim dan Kaum Duafa
Tak hanya itu, lanjut Iyan, kegiatan ini juga didukung seluruh vendor pernikahan yang menjadi sponsor dalam acara tersebut.
“Harapannya, acara ini bisa menjadi tolak ukur dalam pelaksanaan pernikahan adat Sunda, khususnya di Purwakarta. Karena, pembawa acara mempunyai tugas dan kewajiban untuk bisa membawakan acara pernikahan adat Sunda dengan tata cara yang baik dan benar,” ucap Iyan.
Lebih lanjut Iyan menyebutkan, kedua acara tersebut bisa menjadi acuan bahwa KPAP mempunyai misi mengedukasi dan juga menebar kepedulian kepada sesama.
“Tahun ini merupakan tahun terakhir saya mengemban amanah sebagai Ketua Umum KPAP, Insyaallah acara ini akan selalu dilaksanakan di tahun-tahun berikutnya. Siapa pun yang nanti akan menjadi ketua umum agar tidak melupakan agenda-agenda yang menjadi ciri khas KPAP. Sesuai dengan visi KPAP Berkibar yaitu, berakhlak, kreatif, inovatif, dan berdaya saing,” kata Iyan menutup.(add/Jni)