REALITAKITA – Situasi tegang antara Amerika Serikat (AS) dan China semakin memuncak, dengan tuduhan terbaru dari pejabat AS dan Inggris yang menuduh China melakukan penyadapan terhadap jutaan warga negaranya sendiri.
Tuduhan tersebut mencakup kampanye spionase dunia maya yang disinyalir merugikan sejumlah besar individu dan entitas, termasuk anggota parlemen, akademisi, jurnalis, perusahaan, dan kontraktor pertahanan.
Pejabat AS dan Inggris merujuk kepada kelompok peretas yang mereka identifikasi sebagai Advanced Persistent Threat 31 atau “APT31”, yang mereka klaim sebagai bagian dari Kementerian Keamanan Negara China.
Baca Juga:Pengumuman Vivo X Fold3, Apakah Ada Tanda Kehadiran di Indonesia?Daftar 10 Game RPG Mobile Terbaik dan Terbaru Menurut Playstore pada 2024
Mereka menegaskan bahwa target dari serangan tersebut termasuk staf Gedung Putih, senator AS, anggota parlemen Inggris, serta pejabat pemerintah lainnya di berbagai negara yang mengkritik pemerintahan Beijing.
Meskipun tidak banyak korban yang dapat diidentifikasi secara langsung, pejabat AS menegaskan bahwa aktivitas mata-mata yang dilakukan oleh peretas selama lebih dari satu dekade telah mengancam keamanan nasional dan kepentingan bisnis, termasuk perusahaan-perusahaan besar di sektor baja, energi, dan pakaian jadi di AS.
Salah satu target utama dari serangan tersebut adalah penyedia teknologi telekomunikasi seperti peralatan 5G dan teknologi nirkabel.
Bahkan pejabat senior dan anggota parlemen AS pun menjadi sasaran empuk bagi peretas.
Lisa Monaco, Wakil Jaksa Agung AS, menegaskan bahwa tujuan dari operasi peretasan global ini adalah untuk menekan kritik terhadap rezim China, mengganggu lembaga-lembaga pemerintah, dan mencuri informasi rahasia perdagangan.
Dalam dakwaan yang diumumkan oleh Departemen Kehakiman AS terhadap tujuh tersangka peretas asal China, jaksa penuntut menyatakan bahwa serangan tersebut mencakup pembobolan akun kerja, email pribadi, penyimpanan online, dan catatan panggilan telepon dari jutaan warga Amerika.
Di sisi lain, pejabat di London juga menuduh APT31 meretas anggota parlemen Inggris yang kritis terhadap China, serta mengaitkan kelompok tersebut dengan serangan terhadap data pemilih Inggris yang berpotensi membahayakan jutaan orang.
Baca Juga:Barisan Perusahaan Berupaya Menyaingi Penguasaan Chip AI NvidiaApple Membuka Bangunan Baru di Bali, Bukan Sekadar Toko atau Pabrik
Meskipun tuduhan tersebut, diplomat China di Inggris dan AS menolak klaim tersebut dan menyebutnya sebagai tanpa dasar.
Kedutaan Besar China di London bahkan menyebut tuduhan tersebut sebagai upaya fitnah yang tidak beralasan.