REALITAKITA – Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Museum Kabupaten Subang tengah serius melakukan upaya pelestarian sejarah, khususnya terkait peninggalan transportasi era Pamuwat & Tjitrap (P&T) Lands.
Langkah ini dilakukan melalui serangkaian kajian mendalam hingga ke luar daerah untuk memperkaya referensi sejarah lokal.
Kepala UPTD Museum Kabupaten Subang, Hendrik Gunawan, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan studi banding ke beberapa wilayah di Jawa yang memiliki kemiripan historis dengan Subang.
Baca Juga:Kemlu RI Laporkan Bonnie Blue ke Otoritas Inggris atas Dugaan Pelecehan Bendera Merah Putih5 Isu Trending Pemberitaan: dari Operasi Lilin 2025 sampai Independensi Kadin
“Untuk peninggalan transportasi di era P&T Lands, kita sudah melakukan kajian di beberapa daerah, termasuk di daerah Jawa, tepatnya di Solo, Salatiga dan Klaten yang kita prediksikan sama dengan peninggalan yang ada di Kabupaten Subang,” ujar Hendrik.
Selain kajian lintas daerah, tim juga memfokuskan penelitian di internal wilayah Subang sendiri untuk mengidentifikasi titik-titik bersejarah yang potensial.
“Di Kabupaten Subang juga telah dilakukan kajian peninggalan di Kecamatan di Cipunagara, tepatnya di Cigarukgak,” tambahnya.
Menghadapi tantangan zaman, Hendrik menekankan pentingnya modernisasi museum.
Ia berharap Museum Subang tidak hanya menjadi tempat penyimpanan benda fisik, tetapi juga pusat informasi yang edukatif dan interaktif melalui teknologi.
“Lebih jauh dari itu, kami berharap Museum Subang dapat menambah koleksi secara digitalisasi dan multimedia, serta replika peninggalan yang menyangkut dengan sumber Informasi,” jelasnya.
Visi besar ke depan adalah menjadikan museum sebagai salah satu penopang ekonomi daerah. Dengan daya tarik yang kuat, museum diharapkan mampu menarik wisatawan dari luar daerah dan berkontribusi pada Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Kita ingin kedepannya Museum Subang dapat menjadi penghasil PAD, yang lebih jauh kita bisa dikenal sampai luar daerah,” ucap Hendrik optimis.
Baca Juga:Hasil TKA SMA 2025 Diumumkan 23 Desember, Siswa Akses Nilai Lewat SekolahHari Ibu 22 Desember: Berawal dari Kongres Perempuan Indonesia 1928
Terkait operasional dan pengembangan, Hendrik menjelaskan bahwa pihaknya sangat terbantu oleh dukungan pemerintah pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).
Dana ini menjadi motor penggerak berbagai program strategis museum, mulai dari pemeliharaan hingga pelibatan tenaga ahli.
“Anggaran yang digunakan untuk tenaga ahli dan lainnya berasal dari DAK, yang tahun depan kita juga akan kembali mendapatkan dari DAK non fisik untuk berbagai kegiatan, salah satunya untuk pengelolaan koleksi, program publik, dan pemeliharaan sarana dan pra sarana,” tutupnya.(fsh)
