Kopdes Merah Putih Desa Aeng Batu-Batu, Membangun Harapan dan Kesejahteraan

Kopdes Merah Putih Desa Aeng Batu-Batu, Membangun Harapan dan Kesejahteraan
Kopdes Merah Putih Desa Aeng Batu-Batu, Membangun Harapan dan Kesejahteraan
0 Komentar

Di sebuah sudut Desa Aeng Batu-Batu, Kecamatan Cigasong Utara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan (Sulsel), semangat gotong royong yang mengakar kuat di desa itu kini tumbuh menjadi sebuah unit bisnis baru berbentuk Koperasi Desa/ Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih. Koperasi ini bukan hanya muncul sebagai representasi antusiasme masyarakat terhadap komitmen pemerintah untuk membangun simpul perekonomian di desa melalui program Kopdes/ Kel Merah Putih.

Koperasi Desa Aeng Batu-Batu ini tidak hanya sekedar wadah ekonomi masyarakat, melainkan simbol harapan baru masyarakat desa untuk dapat menata kehidupan yang lebih baik dan sejahtera. Kehadiran koperasi ini seolah menjawab keresahan lama tentang mahalnya kebutuhan pokok, jauhnya akses layanan kesehatan, dan terbatasnya peluang usaha di pedesaan. Kini, semua bayang-bayang suram ini perlahan berubah.

Kisah perjalanan Koperasi Desa Merah Putih Aeng Batu-Batu ini memang tergolong baru tetapi tidaklah muncul secara instan. Namun koperasi ini tumbuh dari nol di tengah keterbatasan masyarakat di desa ini. Namun berkat tekad kuat pengurus dan dukungan masyarakat, serta budaya gotong royong yang telah mendarah daging membuat langkah demi langkah pembentukan koperasi terwujud.

Baca Juga:Antisipasi Penurunan TKD Dewan Dorong Optimalisasi Kinerja BUMD Dengan Target Rp33 miliar di Tahun 2026Pembangunan Ngabret di Subang Tersendat Kendala Kelangkaan Material dan Perda RTRW

Dari Nol Hingga Beromzet Ratusan Juta Manajer Bisnis dan Operasional Koperasi Desa Merah Putih Aeng Batu-Batu, Wahyudin Mapparetta menceritakan awal mula perjalanan panjang koperasi ini. Ia mengingat betul masa ketika pendirian koperasi masih dibayang-bayangi keterbatasan anggaran. Bermula dari obrolan beberapa orang di bawah pohon dan berbekal dari informasi terbatas dari media sosial terhadap isi pidato Presiden Prabowo usai dilantik yang menyebut soal ekonomi berbasis gotong royong berupa koperasi.

Namun, Wahyudin mengatakan di awal pembentukan yang diawali dengan musyawarah desa, belum begitu banyak masyarakat yang tertarik apalagi melirik rencana ini. Beberapa waktu kemudian, berbekal komitmen yang tinggi dan dukungan dari pemerintah desa Aeng BatuBatu, perlahan – lahan simbol pendirian koperasi diwujudnyatakan dengan membangun Kantor Koperasi.

Dari sinilah warga masyarakat mulai melirik keseriusan pengurus dan perlahan jumlah anggota meningkat. “Kami memulai dengan mengajak masyarakat satu per satu untuk menanamkan uangnya dalam bentuk simpanan sukarela,” katanya. Dari situlah perlahan dana terkumpul untuk menjalankan roda koperasi.

0 Komentar