RealitaKita – Pada minggu ini, WhatsApp berhasil mencapai rekor baru dengan memperoleh 100 juta pengguna aktif bulanan di Amerika Serikat, sebuah pasar yang biasanya didominasi oleh layanan perpesanan lain seperti SMS dan iMessage.
Pencapaian ini, yang diumumkan melalui posting blog resmi, menunjukkan adanya potensi perubahan dalam lanskap perpesanan di Amerika Serikat, dengan WhatsApp semakin menguatkan posisinya meskipun iMessage milik Apple telah lama populer.
Aplikasi perpesanan milik Meta ini sangat populer di Eropa karena kompatibilitas lintas platformnya. Dalam beberapa tahun terakhir, Meta telah menginvestasikan banyak dana dalam kampanye pemasaran di AS, termasuk penempatan iklan yang terlihat jelas di Times Square dan iklan televisi yang menekankan privasi dan enkripsi end-to-end.
Baca Juga:Rusia Perlambat YouTube sebagai Respons pada GoogleDemo My Lovely Empress Muncul di Steam Next Fest, Kebanggaan Lokal!
Pencapaian 100 juta pengguna ini sangat mengesankan mengingat persaingan dari iMessage, yang menjadi layanan perpesanan pilihan bagi banyak pengguna iPhone karena integrasinya yang lancar dengan ekosistem Apple.
Namun, kemampuan WhatsApp untuk menawarkan pengalaman perpesanan terpadu di berbagai perangkat berbeda tampaknya menarik bagi banyak penduduk Amerika, terutama di kota-kota besar seperti Los Angeles, New York, Miami, dan Seattle.
Pencapaian WhatsApp ini terjadi saat lanskap perpesanan iPhone siap mengalami perubahan lebih lanjut. Apple berencana memperkenalkan Rich Communication Services (RCS) di iOS 18 akhir tahun ini, yang akan secara signifikan meningkatkan fungsionalitas pesan antara iPhone dan perangkat Android.
Dilansir RealitaKita dari MacRumors, RCS menawarkan fitur seperti berbagi media berkualitas tinggi, tanda terima baca, dan indikator pengetikan, yang berpotensi mengurangi kebutuhan akan aplikasi pihak ketiga seperti WhatsApp untuk fitur perpesanan canggih. Namun, perlu dicatat bahwa RCS tidak menawarkan enkripsi end-to-end seperti yang menjadi fitur utama WhatsApp.