RealitaKita – Pavel Durov, pendiri Telegram, memang dikenal sering mengkritik aplikasi pesaing seperti WhatsApp dan Signal. Belum lama ini, pria kelahiran Rusia yang kini tinggal di Uni Emirat Arab tersebut mencurigai keamanan aplikasi Signal dan memperingatkan penggunanya.
Ia menduga Signal tidak seaman yang dibayangkan dan menuduhnya memiliki hubungan dengan Pemerintah Amerika Serikat. Melalui Telegram, Durov menyampaikan bahwa pendiri Twitter Jack Dorsey mengungkapkan para pemimpin Signal adalah aktivis yang dimanfaatkan oleh Departemen Luar Negeri AS.
Durov juga mengklaim bahwa sejumlah pesan pribadi Signal telah digunakan untuk melawan pengguna di pengadilan atau media AS. Ia menambahkan bahwa Signal tidak setransparan Telegram dan menyatakan bahwa aplikasi tersebut tidak aman.
Baca Juga:Pengguna Threads Kini Dapat Bisukan Notifikasi PostinganPerang Chip: TSMC Pamer Produksi Tercepat, Tantang Intel dengan A16 1,6nm
Durov tampaknya mendapatkan informasi dari laporan City Journal, yang dibagikan Dorsey di X. Laporan tersebut mencatat bahwa Signal awalnya sebagian didanai oleh hibah sebesar USD 3 juta dari Open Technology Fund (OTF) yang disponsori pemerintah.
Seperti dikutip PasundanEkspres dari Tech Spot, artikel tersebut menyatakan bahwa sumber berpendapat bahwa OTF dan komunitas intelijen AS memiliki hubungan dekat. Ketua Signal Foundation saat ini, Katherine Maher, yang bekerja untuk National Democratic Institute pada tahun 2010 hingga 2011, juga disorot karena diduga terlibat dalam Arab Spring.
Tak hanya Signal, Durov juga mencurigai bahwa WhatsApp tidak aman. Menurutnya, sistem penyandian atau enkripsi WhatsApp dan aplikasi asal AS lainnya dikembangkan dengan bantuan pemerintah AS.
“Pemerintah AS menghabiskan USD 3 juta untuk membangun enkripsi Signal, dan saat ini enkripsi yang sama diterapkan di WhatsApp, Facebook Messenger, Google Messages, dan bahkan Skype. Sepertinya perusahaan teknologi besar di AS tidak diperbolehkan membuat protokol enkripsi sendiri yang tidak bergantung pada campur tangan pemerintah,” tudingnya.
Ini bukan pertama kalinya ia melontarkan tudingan serius terhadap WhatsApp. Sebelumnya, Durov pernah mengklaim bahwa WhatsApp tidak aman. “Setiap kali WhatsApp harus memperbaiki celah keamanan kritis di aplikasinya, yang baru sepertinya muncul lagi. Seluruh masalah keamanan mereka cocok untuk aksi mata-mata, terlihat dan bekerja seperti backdoor,” papar Durov beberapa waktu lalu.