Realita Kita – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan sejumlah kendala yang dapat menghambat perkembangan ekonomi digital di Indonesia ke depan.
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, menyampaikan bahwa terdapat tiga isu kunci terkait ekosistem ekonomi digital di Indonesia.
“Pertama, isu pengembangan human capital, termasuk dalam hal keterbatasan tenaga kerja yang terampil secara digital, penggusuran pekerjaan, inklusi digital untuk kelompok yang rentan, dan ketidakseimbangan algoritma terhadap kelompok tertentu,” ujarnya dalam acara Kick Off Digital Economy Dialogue: Social Impact and Adoption in The Digital Economy di Jakarta, pada Rabu malam (27/3/2024).
Baca Juga:Penjualan iPhone di China Kini Semakin AnjlokSekai Luncurkan Rice Cooker Terbaru Dengan Fitur Rendah Gula
Isu kedua berkaitan dengan persaingan usaha. Nezar menekankan bahwa hal ini merupakan masalah yang sangat penting.
“Isu persaingan usaha, terutama dalam hal kesetaraan persaingan yang muncul karena penetrasi layanan teknologi oleh platform-platform asing. Berbagai fenomena ini perlu ditanggapi bersama, termasuk kesenjangan dalam pembiayaan, ketidakadilan akses terhadap data, ketergantungan pada teknologi tertentu, dan dominasi perusahaan teknologi dari luar negeri,” jelasnya.
Lebih lanjut, Nezar mengidentifikasi isu ketiga terkait dengan perlindungan data pribadi. Meskipun Indonesia memiliki Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP), masih ada tantangan yang perlu diatasi.
“Isu perlindungan data pribadi, seperti kebocoran data, penggunaan algoritma, pengumpulan data secara besar-besaran, aliran data lintas batas, dan pola-pola yang tidak jelas. Ini semua harus didiskusikan dan tidak hanya diantisipasi, tetapi juga dicari solusinya bersama-sama,” katanya.
Menurut data dari Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Wantiknas), kontribusi ekonomi digital Indonesia diharapkan mencapai 4,66% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada tahun 2024.
Ada empat sektor yang diyakini akan menjadi penggerak utama ekonomi digital Indonesia, yakni e-Commerce senilai USD 62 miliar, transportasi dan makanan senilai USD 7 miliar, perjalanan online senilai USD 6 miliar, dan media online senilai USD 7 miliar.
Sementara itu, Nezar memproyeksikan nilai transaksi pembayaran digital Indonesia pada tahun 2030 akan mencapai USD 760 miliar. Potensi-potensi tersebut menjadi target yang ingin dicapai Indonesia dengan mengatasi sejumlah masalah dalam ekosistem digitalnya.
Baca Juga:Di China, Pesona iPhone Kini Sudah BerkurangSamsung Galaxy Z Fold 6 Diprediksi Hadir Dengan Versi Exynos
Nezar berharap bahwa melalui Kick Off Digital Economy Dialogue: Social Impact and Adoption in The Digital Economy, akan ditemukan solusi untuk mengatasi isu-isu tersebut.