Realita Kita – Taylor Swift menjadi target baru gambar palsu bermuatan pornografi yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan atau AI.
Penggemar Swift segera melaporkan konten melanggar tersebut saat menyebar di platform media sosial, termasuk X yang sementara memblokir pencarian nama Swift.
Situasi ini bukan yang pertama kali terjadi. Namun, status Swift membantu menyoroti masalah ini di depan publik dan mendorong untuk meningkatkan regulasi terkait isu yang rumit ini.
Baca Juga:Daftar Kata Semangat Berjuang, Kunci Kesuksesan dalam Menghadapi Tantangan HidupDaftar Pagar BRC, Pilihan Kuat dengan Harga Varian Per Meter!
“Kita sudah terlambat saat ini, tapi masih ada upaya untuk mengurangi dampak buruknya. Sasaran tidak hanya terbatas pada gadis berusia 14 tahun atau Taylor Swift. Mungkin juga politisi. Mungkin pemimpin dunia. Mungkin saat masa pemilihan umum,” ungkap Mary Anne Franks, seorang profesor di George Washington University Law School.
Yang dibutuhkan adalah peraturan yang secara khusus melarang praktik semacam ini.
“Jika ada undang-undang yang disahkan bertahun-tahun yang lalu, dengan para pendukungnya memprediksi teknologi semacam ini akan berkembang, mungkin kita tidak akan berada dalam situasi seperti sekarang,” tambah Franks.
Salah satu proposal undang-undang yang dapat membantu korban dengan posisi serupa dengan Swift adalah Undang-Undang Pencegahan Pembuatan Deepfake Gambar Intim.
Jika diresmikan, undang-undang tersebut akan melarang penyebaran pornografi deepfake tanpa izin.
Proposal lain baru-baru ini di Senat akan memungkinkan korban deepfake untuk menuntut pembuat dan penyebar konten tersebut atas kerugian yang ditimbulkan.
Saat ini, hukumnya masih samar di Amerika Serikat, sehingga beberapa korban merasa diabaikan.
Baca Juga:Cara Gampang Cek Umur Kartu Indosat Tanpa Ribet!Bos Samsung Mengungkap Rencana Peluncuran Galaxy Ring
Caryn Marjorie, seorang influencer yang menyebut dirinya “Swiftie,” dan meluncurkan chatbot AI-nya sendiri tahun lalu, mengatakan dia mengalami pengalaman serupa dengan Swift.
Sekitar sebulan yang lalu, penggemar Marjorie memberitahunya tentang deepfake yang bersifat seksual dan dibuat oleh AI yang menyebar di internet.
Hal itu membuatnya merasa mual dan kesulitan tidur. Namun, meskipun ia telah melaporkan berulang kali akun yang mengunggah gambar tersebut, akun tersebut tetap aktif.
“Saya tidak diperlakukan sama seperti Taylor Swift. Ini membuat saya bertanya-tanya, apakah seorang wanita harus setenar Taylor Swift agar gambar-gambar AI yang eksplisit ini dapat dihapus?” ujar Marjorie.