Realita Kita – Serangan terhadap pasukan Amerika Serikat di wilayah timur laut Yordania, dekat perbatasan Suriah, dilancarkan oleh sebuah drone misterius yang belum diketahui asalnya. Dalam insiden tersebut, tiga tentara AS dilaporkan tewas, sedangkan 34 lainnya mengalami luka-luka.
Kejadian ini terjadi sebagai respons langsung pasca konflik Israel-Hamas pada Oktober 2023, yang memicu eskalasi ketegangan di Timur Tengah, seperti dilansir oleh Realitakita.com dari Reuters.
Presiden AS, Joe Biden, menyalahkan Iran atas serangan drone misterius tersebut, seperti yang diungkapkan dalam pernyataan resmi di laman Gedung Putih.
Baca Juga:Spotify Serang Apple, Pemerasan Biaya dan Kontroversi Aturan Baru di UEPamer Aksi Berbahaya dengan Lompat dari Gedung Tinggi Berakhir Tragis
Biden menyatakan, “Hari ini, hati Amerika sangat berat. Tadi malam, tiga tentara AS tewas dan banyak yang terluka dalam serangan pesawat tak berawak terhadap pasukan kami yang ditempatkan di timur laut Yordania dekat perbatasan Suriah. Sementara kami masih mengumpulkan fakta-fakta dari serangan ini, kami tahu itu dilakukan oleh kelompok-kelompok militan radikal yang didukung Iran yang beroperasi di Suriah dan Irak.”
Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron, juga menuduh Iran terlibat dalam serangan tersebut, sejalan dengan pernyataan Biden.
Cameron menyatakan, “Kami mengutuk keras serangan kelompok milisi yang bersekutu dengan Iran terhadap pasukan AS. Kami terus mendesak Iran untuk melakukan deeskalasi di kawasan. Duka kami tertuju pada personel AS yang kehilangan nyawa dan semua orang yang menderita luka-luka, serta keluarga mereka.”
Bantahan Iran
Iran, melalui Juru Bicara Kementerian Luar Negeri mereka, Nasser Kanaani, membantah tuduhan tersebut. Kanaani menyebut klaim David sebagai tuduhan tanpa dasar, dengan tujuan politik khusus.
“Klaim ini dibuat dengan tujuan politik khusus untuk membalikkan realitas kawasan dan juga menunjukkan bahwa mereka dipengaruhi oleh pihak ketiga, termasuk rezim Zionis yang membunuh anak,” ungkap Kanaani.
Menurut Kanaani, kelompok-kelompok perlawanan di sekitar Irak dan Suriah bertindak sebagai respons atas genosida yang dilakukan Israel terhadap warga Gaza.
“Kelompok-kelompok perlawanan di wilayah tersebut menanggapi kejahatan perang dan genosida rezim Zionis yang membunuh anak dan mereka tidak menerima perintah dari Republik Islam Iran. Kelompok-kelompok ini memutuskan dan bertindak berdasarkan prinsip dan prioritas mereka sendiri serta kepentingan negara dan rakyat mereka,” tambahnya.