REALITAKITA – CEO Intel, Pat Gelsinger, berpendapat bahwa dampak sanksi yang diberlakukan oleh Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Belanda terhadap sektor produksi semikonduktor China terlihat dalam penurunan kemampuan teknologi proses di China, khususnya pada skala di atas 7nm.
Sanksi tersebut telah mengakibatkan gangguan dalam rantai pasokan chip China, membuat tantangan lebih besar bagi China dalam mengembangkan teknologi proses yang lebih tinggi.
Kendala terhadap Kemajuan Teknologi Chip China
Dilansir dari (JG) pada senin 22/1/2024 Kebijakan ekspor terkini menetapkan batas produksi semikonduktor China pada rentang 10 hingga 7nm.
Baca Juga:Waspadai Modus Penipuan Whatsapp Terbaru 2024 Yang Makin Marak, Awas Jangan Sampai Tertipu!10 Cara Penarikan Tunai DANA di Indomaret dan Alfamart Terbaru
Gelsinger meyakini bahwa China memerlukan waktu sekitar sepuluh tahun untuk menutup kesenjangan teknologinya dalam industri semikonduktor.
Perusahaan foundry asal China, seperti SMIC, masih tertinggal sekitar lima setengah tahun dari pesaingnya seperti TSMC dan Samsung dengan teknologi proses 7nm.
Sementara itu, Shanghai Huali Microelectronics Corp. (HLMC), baru memulai produksi uji coba chip pada proses fabrikasi 14nm FinFET pada tahun 2020, yang menunjukkan keterlambatan sekitar sembilan hingga sepuluh tahun jika dibandingkan dengan TSMC.
Keterbatasan Akses dan Kemandirian Teknologi
SMIC dan HLMC mengandalkan alat produksi dari berbagai negara, termasuk Belanda, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Amerika Serikat, serta bahan mentah murni dari Jepang.
Tanpa akses terhadap alat-alat tersebut, perusahaan-perusahaan China terpaksa mengembangkan peralatan pembuatan wafer silikon mereka sendiri dan mencari cara untuk memurnikan gas, resist, dan bahan kimia lainnya untuk produksi chip terkini.
Meskipun China terus berinovasi dan mengembangkan keahlian semikonduktor secara nasional, Gelsinger menegaskan bahwa industri semikonduktor adalah jaringan yang sangat terkait erat, dan keterlambatan selama sepuluh tahun ini dianggap sebagai konsekuensi yang berkelanjutan dari kebijakan ekspor yang ada.
China, walaupun mengalami keterlambatan sekitar satu dekade dari industri semikonduktor global, terus berkomitmen untuk meningkatkan kemampuan teknologinya dan merancang peralatan pembuatan chip yang lebih canggih secara domestik.
Baca Juga:3 Cara Unduh Video YouTube ke Galeri HP dengan Lebih Mudah!Menguak Tas Louis Vuitton Speedy ‘Millionaire’ Buatan Pharrell Williams Terbaik dan Termahal, Speedy Millionaire Seharga Rp 15 Miliar!
Dengan demikian, dalam pernyataan CEO Intel, kita menyaksikan perpaduan kompleksitas politik dan teknologi yang telah membawa China ke dalam keterlambatan sepuluh tahun dalam industri semikonduktor.