Realita Kita – Aplikasi media sosial yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, yaitu X, mendapat kritik dari penggunanya setelah membatasi akun yang memberikan informasi terkait bencana, khususnya gempa bumi dengan magnitudo 7,6 yang baru-baru ini melanda Jepang.
Akun yang mengalami pembatasan tersebut adalah milik NERV, sebuah aplikasi peringatan bencana di Jepang.
NERV telah aktif memberikan pembaruan mengenai bencana di platform Twitter/X sejak gempa bumi dan tsunami melanda Jepang pada tahun 2011.
Baca Juga:Memahami Blockvest, Platform Pendekatan Industri Kripto di IndonesiaPeringatan Dini Gempa di RI Belum Sehebat Jepang, Mengapa?
Meskipun NERV dikelola oleh developer Gehirn dan bukan entitas resmi pemerintah Jepang, mereka memperoleh data langsung dari Japan Meteorological Agency (JMA).
NERV memiliki dua akun yang menyajikan informasi dalam Bahasa Jepang dan Bahasa Inggris, dengan lebih dari 2 juta pengikut.
Selain itu, mereka juga memiliki aplikasi terpisah yang telah diunduh hampir 4 juta kali sejak diluncurkan pada tahun 2019.
Namun, saat terjadi gempa baru-baru ini, NERV mengalami kesulitan membagikan informasi terbaru di Twitter/X karena akun mereka tiba-tiba mengalami batasan jumlah postingan dalam waktu dua jam setelah gempa terjadi.
NERV menyatakan bahwa pembatasan tersebut terjadi karena akun mereka terlalu sering mengunggah informasi terkait Gempa Bumi dan Tsunami Ishikawa.
NERV memberikan imbauan kepada pengikutnya untuk menginstal aplikasi NERV agar dapat menerima pembaruan secara real-time.
Pembatasan yang diterapkan pada akun NERV disebabkan oleh penghapusan akses API gratis oleh Twitter/X.
Baca Juga:The Steam Awards 2023, Baldur’s Gate 3 Menyabet Gelar Game Terbaik!Kode Redeem Genshin Impact Terbaru Januari 2024, Hadiahnya Menggiurkan
Developer dan pemilik akun yang melakukan unggahan cuitan otomatis, seperti NERV, kini diharuskan membayar mulai dari USD 100 per bulan untuk dapat mengunggah lebih banyak cuitan dalam waktu 24 jam.
Keputusan Twitter/X dalam membatasi akun NERV, terutama pada saat-saat awal terjadinya bencana, memicu reaksi negatif dari netizen.
Banyak pengguna yang meminta Twitter/X, beserta pemiliknya Elon Musk, untuk menyelesaikan masalah ini.
Beruntungnya, NERV menyatakan bahwa Twitter/X sudah menghubungi mereka dan mendaftarkan kedua akun NERF sebagai ‘public utility’, sehingga masalah API dapat diselesaikan.
Namun, penyelesaian masalah tersebut baru terjadi tiga jam setelah akun NERV pertama kali dibatasi.
Kejadian ini bukan yang pertama kalinya pembatasan jumlah postingan oleh Twitter/X menghambat penyebaran informasi pasca bencana di Jepang, seperti yang dialami oleh beberapa akun pemerintah lokal saat terjadi banjir besar pada musim panas tahun lalu.