Generic adalah kategori malware yang belum terdeteksi oleh definisi antivirus, tetapi berhasil dihentikan oleh Webroot dengan teknologi Evasion Shield, Script Detection, Infrared, dan Rootkit Shield.
Adapun peringkat ketiga ditempati oleh kategori Adware dengan persentase infeksi sebesar 12,06%. Adware, awalnya dirancang sebagai perangkat lunak periklanan untuk mendapatkan keuntungan finansial, kini telah berkembang menjadi aplikasi jahat yang terkadang digunakan oleh ransomware untuk melancarkan serangan.
Peringkat keempat diisi oleh kategori Crack alias software bajakan, yang meskipun tidak semuanya berisi aplikasi jahat, rentan disusupi oleh rutin jahat.
Baca Juga:Buat Ransomware Pakai ChatGPT, 4 Hacker China Dibekuk PolisiGempa di Jepang Dengan M7.4 Picu Tsunami, Indonesia Terbebas dari Ancaman Tsunami
Dengan menguasai 9,66% dari insiden malware pada kuartal keempat tahun 2023 di Indonesia, crack membuka pintu bagi aplikasi jahat lain untuk masuk ke dalam sistem.
Peringkat kelima yang mencuri perhatian adalah kategori Infector dengan persentase infeksi sebesar 9,53%.
Kategori ini perlu mendapat perhatian karena fokusnya adalah menginfeksi file driver, seperti file library pengelola printer Fuji Xerox PMSSNMPUTILITY.dll dan File Printer Setup Epson Seiko Corporation dengan nama file deviceop.exe, oeminf.dll, bitdefender.dll.
Webroot memberikan nama malware seperti W32.File.Infector, W32.Fileinfector.Floxif, dan W32.Infectedfile.Expiro.
Di luar lima kategori utama yang menjadi sarana utama ransomware, terdapat pula kategori Vintage atau malware jadul di peringkat keenam, Worm di peringkat ketujuh, Ransomware lawas Wannacry di peringkat kedelapan, dan kategori miner pada peringkat kesepuluh.
Peringkat kesembilan melibatkan malware lainnya seperti W32.Convagent, W32.Expiro, W32.Infostealer.Zeus, W32.Killav, W32.Luminati, W32.Sefdel, W32.Staser.Epnn, dan W32.Webdown dengan persentase infeksi sebesar 0,86%.